Kebanting mental
Pemandangan wisudawan dan kabar telah sidangnya seseorang adalah berita bahagia. Iya, bahagia bagi orang yang sudah pernah melalui sidang, bahagia bagi keluarganya, bahagia bagi adik-adik tingkat yang mengenalnya atau bahkan menjadikan ia sebagai panutan. Teman-teman seangkatannya yang belum sidang pun sebenarnya berbahagia, memberikan bunga, menyelamati, berfoto ria. Namun sebenarnya yang di dalam hatinya sepulang dari itu adalah, "aduh gue kapan ya?", kemudian insecure dan nangis di pojokan. Tidak, aku tidak sampai nangis di pojokan, tidak membantah juga bahwa perasaan itu memang ada. Ada baiknya untuk memiliki pemikiran demikian, artinya kita menjadi terpacu untuk menyusul pencapaian teman kita. Namun jika implikasi dari pemikiran tersebut malah sebaliknya, minder yang menjadi-jadi malah menyebabkan tidak adanya progres yang berarti. Dasar anak muda, baru saja melihat temannya sidang dan memakai toga saja sudah begini, bagaimana nanti kalau temannya menyapa dengan mobil pr...