"Awas, nanti hilang!"
Perkataan pada judul tersebut merupakan kata yang banyak dikatakan orang ketika mendengar mahasiswa yang kuliah sambil belajar agama. Aku teringat kembali kata tersebut karena manajerku mengatakan hal demikian ketika aku menceritakan bahwa aku mempelajari agama sambil kuliah. Jadi teringat masa lalu, ibuku sempat melarangku ketika hendak tinggal di wisma udrussunnah akhwat. Ibuku mengatakan bahwa beliau takut kehilangan diriku. Pada jumat sore ketika kami sedang menunggu pesanan kopi dengan ojek online, Bapak Manajer bertanya mengenai tempat tinggal kami selama kuliah di Bandung. Beliau mengetahui bahwa keluargaku tinggal di Bandung, namun aku menambahkan bahwa diriku tinggal di asrama muslimah dimana orang yang tinggal disana menuntut agama pula. Mendengar hal itu, beliau mengernyitkan dahinya. Biasanya ia berkata sambil tersenyum ketika menjelaskan sesuatu pada kontraktor, namun kalimatku ini tampaknya membuat dirinya terheran-heran. Beliau berkata, "Awas nanti hilang, keasyika...