Mengapa Harus Takut Untuk Berbeda?


“Kamu kan kuliahnya di ITB nih, terus disana pasti banyak yang ga pake kerudung kan, terus kamu pakai kerudung sepanjang ini, ada yang mau nemenin?”
“Kamu pake pakaian syar’i emang ga kepengen gitu gaul kaya yang lain?”

Bismillahirrahmanirrahim

Menjadi berbeda terkadang menjadi suatu permasalahan bagi sebagian orang. Perbedaan yang ada pada dirinya membuatnya risih , ingin rasanya berubah menjadi sama seperti orang lain dengan alasan agar bisa diterima suatu komunitas . Perubahan itu sebenarnya tidak salah jika menuju kebaikan. Namun perubahan yang ku bicarakan disini adalah perubahan menuju arah keburukan. Itu tidak baik, Kawan, jangan rusak dirimu sendiri.

Perbedaan (dalam kebaikan) yang kamu miliki sebenarnya harus dipertahankan. Itulah dirimu, itulah karaktermu, Itulah yang membuatmu diingat orang. Dosen Kimia ku pernah bercerita bahwa orang-orang Jepang suka memakai pakaian dengan gaya yang sama tiap harinya. Hal itu mereka lakukan untuk memperlihatkan karakternya. Orang yang memiliki karakter di hormati disana. Sebaliknya, Orang-orang yang tidak mempunyai karakter, yang hanya mengikuti gaya orang lain saja biasanya akan dibully dan menjadi depresi.

Maka dari itu, janganlah takut untuk berbeda. Kau yang sudah mengetahui bahwa Muslimah diperintahkan untuk menutup auratnya dengan sempurna , janganlah goyah untuk menegakkan pendirian itu. Kau yang pada dirinya sudah tumbuh kecintaan pada Al-Quran , janganlah ikuti banyak orang yang lebih mencintai musik dan biduan. Karena itulah perbedaan yang Allah rahmatkan pada dirimu, jangan sia-siakan. Hidayah itu mahal dan tidak bisa dibeli, sampai-sampai Imam Syafi’i rahimahullah berkata, jika hidayah bisa dibeli, maka akan kubeli dan kuberikan pada orang-orang yang ku sayangi. Kau ini istimewa, sadarilah.

Banyak cara lain untuk bisa diterima di lingkungan yang sangat heterogen. Hal yang dapat meluluhkan hati orang-orang adalah dengan memperlihatkan akhlaq yang baik . Hati siapa yang tidak luluh jika selalu diberi perlakuan yang baik? Allah saja menyuruh Nabi Musa ‘alaihissalam untuk berperilaku lemah lembut ketika berdakwah pada Fir’aun. Aku sangat yakin orang-orang disekitarmu jauh lebih baik daripada Fir’aun. Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam bersabda, Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Trimidzi, dan Al-Hakim)

Pertahankanlah prinsip, jangan berubah karena mencari pengakuan orang lain. Sebab hidup dan mati mu sejatinya hanya untuk Allah, bukan untuk orang lain. Oleh karena itu , dekati Allah, banyak minta pertolongan pada-Nya. Akhlaq baik itu rahmat dari Allah, sebagaimana firman-Nya :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)

Bandung, Riung

Komentar

  1. Dari seseorang penduduk Madinah, ia berkata bahwa Mu’awiyah pernah menuliskan surat pada ‘Aisyah -Ummul Mukminin- radhiyallahu ‘anha, di mana ia berkata, “Tuliskanlah padaku suatu nasehat untuk dan jangan engkau perbanyak.” ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pun menuliskan pada Mu’awiyah, “Salamun ‘alaikum (keselamatan semoga tercurahkan untukmu). Amma ba’du. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

    Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
    https://rumaysho.com/3099-akibat-mencari-ridho-manusia.html

    BalasHapus

Posting Komentar