Rindu
Masa-masa terindah merupakan masa dimana baru mendapatkan hidayah. Seperti meneguk segarnya air dari mata air setelah berkilo-kilometer berjalan di padang pasir yang sungguh panas, ketika Allah menunjukkan kita pada jalan yang benar, disitulah pencarian kita berbuah hasilnya.
Banyak sekali yang bertanya padaku, "Kamu memang sudah seperti ini dari kecil ya?",
jawabannya adalah.. tidak, namun orang tuaku memang berperan besar terhadap pembentukan karakterku. Salah satu buktinya adalah halaman buku yang aku foto ini, aku baru bisa menghafal juz 1 pada tahun 2019, pada semester 2 aku berkuliah. Bukti lainnya mungkin terlihat dari caraku berpakaian atau hal-hal lainnya.
Setiap kali aku melihat halaman ini, aku tak kuasa menahan senyuman. Aku sangat bersyukur bahwa aku sudah memberanikan diri untuk memulai untuk dekat dengan Al-Qur'an sejak itu. sedikit demi sedikit, meskipun belum menemukan guru yang bisa benar-benar membimbing, tapi setidaknya pelajari dulu saja semampu diri. Setelah itu, atas izin Allah, aku bisa masuk ke dalam lingkungan yang bisa mendekatkanku dengan Al-Qur'an. Tidak sekadar membacanya, namun lebih dari itu, yaitu memahami syariat-syariat yang ada di dalam Al-Qur'an. Karena sungguh, Al-Qur'an bukanlah sekadar bacaan, namun ia adalah pedoman hidup yang harus dipahami isinya dan dipegang teguh dalam kehidupan kita. Aku pun masih banyak kurangnya dalam hal ini.
Opa pernah bertanya, mengapa ada hafiz yang perilakunya menyeleweng dari Al-Qur'an. Sebenarnya aku juga malu untuk menjawab ini karena aku pun masih belum benar-benar memiliki akhlak Al-Qur'an, tapi aku coba jawab semampuku yang sebenarnya adalah nasihat untuk diriku sendiri. Mungkin hafiz yang Opa tanyakan itu sebenarnya tidak benar-benar memahami apa yang sedang ia hafal, ia mungkin hanya menghafal lafazh-lafazhnya saja, namun tidak mengerti maknanya. Sama seperti metode menghafal Qur'an, memahami Al-Qur'an pun ada metodenya yang harus diikuti. Al-Qur'an tidak bisa dipahami semaunya diri kita saja. Dalam mendapatkan sebaik-baiknya pemahaman Al-Qur'an, tentu kita harus mengikuti pemahaman generasi yang memiliki pemahaman terbaik terhadap Al-Qur'an. Siapa lagi jika bukan para sahabat yang benar-benar merasakan Al-Qur'an diturunkan secara bertahap dan diajarkan langsung oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, merekalah para salafush shalih.
Aku ingin menjadi hafizah yang memahami Al Qur'an sesuai dengan pemahaman generasi terbaik, salafush shalih. Menghafal saja tentu tidak cukup, itu adalah wasilah kita untuk menuntut ilmu. Namun yang harus dijadikan tujuan adalah pemahaman tersebut. Aku bersyukur sekali memiliki guru yang mengajariku untuk menguatkan wasilah tersebut dan guru yang membuatku semakin memahami Al-Qur'an. Sungguh, memiliki guru yang membimbing kita adalah suatu anugerah terbesar yang Allah berikan.
Jalan ini tentu tidaklah mudah. Hanya dengan pertolongan Allah lah kita bisa bertahan. Aku selalu mendoakan agar teman-teman yang pernah duduk di majelis ilmu bersamaku yang kini ditimpa kefuturan dapat kembali lagi ke jalan ini. Aku tidak dapat berbuat apa-apa selain mencoba mengingatkan dengan lembut dan berdoa untuk mereka. Namun aku yakin bahwa Allah adalah yang membolak-balikan hati. Aku harap Allah memberikan kembali hidayah-Nya pada mereka. Dan aku pun berdoa agar Allah tidak mencabut hidayah ini dari hatiku. Seluruh kenikmatan dunia ini tidak ada artinya apabila tanpa hidayah yang Allah berikan.
Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk dapat istiqomah dalam menjalankan ketaatan
Aamiin yaa robbal 'alamiin.
Komentar
Posting Komentar