Postingan

Menjadi Rumah

Hal utama yang dirasakan ketika jadi anak kosan adalah : kesepian, rindu, bosan. iya, sepi karena tidak ada yang diajak ngobrol. Meskipun cuma ditinggal beberapa  hari, aku merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh kakakku selama sendiri disini. Kemudian ketika kesepian, rasa rindu menyergap. ada angan semacam, "kalau jam segini masih tidur, bangun-bangun disuruh makan", sedangkan realita menjadi anak kos adalah kalau bangun tidur, ya cari sendiri makan, gaada yang ngasih . Lalu kedua hal itu terus menerus menguasai diri, sampai akhirnya kembali ke realita dan menimbulkan rasa bosan, Bosan berada di kamar ini terus. Harus mencari tempat lain untuk mengakhiri kesepian dan rindu ini . Semua orang memiliki banyak opsi untuk menghadapi situasi yang mereka hadapi. Orang yang merasa kesepian bisa saja memilih jalan yang amat buruk untuk menyelesaikan kesepiannya itu. Namun, kurasa, dari hal ini, aku belajar mengapa seseorang membutuhkan rumah. Seseorang membutuhkan rumah untuk k...

Kebanting mental

Pemandangan wisudawan dan kabar telah sidangnya seseorang adalah berita bahagia. Iya, bahagia bagi orang yang sudah pernah melalui sidang, bahagia bagi keluarganya, bahagia bagi adik-adik tingkat yang mengenalnya atau bahkan menjadikan ia sebagai panutan. Teman-teman seangkatannya yang belum sidang pun sebenarnya berbahagia, memberikan bunga, menyelamati, berfoto ria. Namun sebenarnya yang di dalam hatinya sepulang dari itu adalah, "aduh gue kapan ya?", kemudian insecure dan nangis di pojokan. Tidak, aku tidak sampai nangis di pojokan, tidak membantah juga bahwa perasaan itu memang ada. Ada baiknya untuk memiliki pemikiran demikian, artinya kita menjadi terpacu untuk menyusul pencapaian teman kita. Namun jika implikasi dari pemikiran tersebut malah sebaliknya, minder yang menjadi-jadi malah menyebabkan tidak adanya progres yang berarti. Dasar anak muda, baru saja melihat temannya sidang dan memakai toga saja sudah begini, bagaimana nanti kalau temannya menyapa dengan mobil pr...

Bicara Hati

K alau berbicara cinta, pastilah kita ingin yang abadi. Cinta yang abadi hanyalah ketika kita sama sama mencintai yang abadi. Ya, dengan sama-sama mencintai Allah lah cinta kita akan abadi. Ketika kita sama-sama mencintai apa yang Ia perintahkan dan membenci apa yang Ia larang, maka cinta akan bersemi diantara kita, sebagai sobat satu perjuangan. Ia akan mencintaimu karena ia tahu, perempuan taat sepertimu bahkan lebih cantik daripada bidadari di surga. Cinta bertepuk sebelah tangan yang sebenarnya adalah ketika kau mencintai apa yang Allah janjikan di akhirat, namun ia mencintai apa yang Allah hinakan di dunia. Kau dan dia akan mengejar sesuatu yang berbeda, kau tidak akan setuju dengan apa yang ia katakan dan ia tak akan setuju dengan apa yang kau katakan. Standarmu dan ia jelas berbeda. Cinta karena Allah akan menguatkan. Kau dan dia akan bahagia dan sedih bersama. Namun kau dan dia akan menyadari bahwa kita memiliki Yang Maha Kuat, Yang Maha Segalanya. Karena itulah kita bisa berdi...

Mengosongkan Gelas untuk Diisi (Bagian 2)

 "Assalamu'alaikum, Perkenalkan saya Mutiara dan Tyaz mahasiswa Teknik Lingkungan ITB, izin tanya-tanya boleh, Pak?"  Pak Anton dan Pak Asep menyambut pertanyaanku dengan antusias. Pak Anton mengarahkan kami untuk bertanya pada Pak Asep. Pak Asep duduk pada suatu kursi sambil mempersilakan kami untuk duduk juga. Namun, kurasa, aku lebih nyaman bertanya sambil berdiri karena aku bisa memperhatikan Pak Asep, Pak Anton dan segala yang ada dengan lebih baik. Aku mulai menanyakan apa yang dilakukan di tempat itu. Pak Asep menjelaskan bahwa di tempat itu dilakukan pengolahan sampah organik dengan menggunakan mesin pencacah sehingga dihasilkan bubur. Sedangkan sampah anorganik dari pasar diolah pada insinerator kecil yang disebut dengan Wisanggeni. Dengan ini, sampah residu yang diangkut ke TPA menjadi tidak banyak.  Pak Asep mungkin mengerti bahwa aku penasaran dengan tumpukan sampah yang begitu banyak di depan. Beliau pun menjelaskan bahwa tumpukan sampah itu adalah sampah ter...

Mengosongkan Gelas untuk Diisi (Bagian 1)

Ada suatu pepatah lama yang aku sukai hingga saat ini, " If there is a will, there is a way ". Ketika kita memiliki tekad untuk melakukan sesuatu, dengan izin Allah, terbuka jalan-jalan untuk kita mewujudkan apa yang ingin diusahakan bahkan jalan-jalan yang tidak disangka-sangka. Aku sudah lama memerhatikan sampah pasar. Aku memikirkan cara untuk dapat memanfaatkannya. Sayangnya karena keterbatasan ilmuku, seringkali aku menemui jalan buntu di dalam pikiranku sendiri. Namun Allah mengetahui keinginanku itu. Ketika aku menemui jalan buntu, Allah menunjukanku jalan dengan mempertemukanku pada dua sosok yang sangat menginspirasi, Pak Hatami pada Desember lalu dan Pak Asep yang kutemui hari ini. Pak Hatami merupakan CEO dari PT. Cinquer Argo Nusantara. Beliau merupakan lulusan Teknik Fisika ITB tahun 1998. Beliau sempat bersekolah di Belanda untuk mempelajari nanoteknologi. Namun menetapnya beliau disana membuat beliau sadar bahwa Negara Kincir Angin itu masih membutuhkan rempah-...

Tentang Mimpi

Gambar
 (photo by: MFA) Menurutku, mimpi terbesar bangsa ini yang terwujud adalah kemerdekaan. Telah berabad-abad lamanya, mungkin karena saking lamanya, anak-anak yang terlahir menyangka bahwa bangsa ini memang terlahir untuk menjadi budak bangsa penjajah. Darahnya tidak dihargai, haknya diinjak-injak, dianggap rendah, dianggap hina, dibiarkan kebodohan mengakar. Pistol-pistol yang diacungkan setiap kali kita mencoba untuk melawan nampak mustahil dilawan oleh sekadar bambu runcing dan parang yang kita lemparkan. Hukum semena-mena yang sengaja dibuat untuk menzalimi setiap insan bangsa ini, dibuat untuk membuat kita semakin tunduk di bawah kehinaan. Perempuan-perempuan yang dirusak kehormatannya, Lelaki-lelaki yang tertumpah darahnya di bumi, rasanya seperti tiada hentinya. Gelap sekali, seakan berada di goa yang tiada ujungnya. Dalam kegelapan itu, muncul pemuda terpelajar yang akhirnya mengetahui bahwa kita semua juga manusia yang berhak untuk hidup nyaman di atas tanah sendiri, manusia...

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah : another level of FTV story

Gambar
FTV atau Film TV biasanya berkisahkan tentang kisah cinta yang tidak biasa, hampir jarang sekali terjadi. Misalnya ada seorang bos yang jatuh cinta dengan office girl yang sedang membersihkan ruangannya tapi pelannya tidak diperas dengan baik sehingga office girl tersebut terpeleset dan jatuh di pelukan bosnya. Cerita macam ini tidak terjadi di novel-novel tere liye -- jelas sekali karena cerita beliau yang selalu berkualitas, menurutku. seminggu terakhir aku membaca novel tere liye yang entah mengapa baru jadi aku baca setelah 5 tahun niat membaca itu tidak dilaksanakan. Pada awal-awal membaca, aku berpikir novel ini seperti cerita FTV, macam cerita pungguk merindukan bulan. Namun setelah halaman terakhir aku baca, ternyata cerita novel ini berbeda derajat dengan cerita-cerita FTV itu. jelas lebih berkualitas novel tere liye. Novel ini bercerita tentang pemuda berhati lurus di sepanjang tepian Kapuas, Borno. Beliau kehilangan ayahnya ketika berumur sebelas tahun karena tersetrum ubur-...