Postingan

Qadarullah

We usually guess what will happen to a person from what that person do mostly. Not all person in this world understands statistics, it is just the way we think naturally. If there is a huge probability if one thing will happen after one thing is done, we recognize it as a cause and effect relationship.  After understand the cause and effect, we assume that all person who do the cause, will feel the effect.  I don't want to talk about the statistics, probability, or something like that. I just want to remind that not all the cause can create the effect. There is an experience of mine while I was doing work practice in June. There was a moment when my health condition dropped. In this pandemic era, health is crucial. We can't enter public places even if we just suffer a light cold. At that time, I was suffering a pretty heavy cough with phlegm. That makes people around me worry that I might infected with covid virus. Even though I have that symptoms, I still went to work but the...

"Awas, nanti hilang!"

Gambar
Perkataan pada judul tersebut merupakan kata yang banyak dikatakan orang ketika mendengar mahasiswa yang kuliah sambil belajar agama. Aku teringat kembali kata tersebut karena manajerku mengatakan hal demikian ketika aku menceritakan bahwa aku mempelajari agama sambil kuliah. Jadi teringat masa lalu, ibuku sempat melarangku ketika hendak tinggal di wisma udrussunnah akhwat. Ibuku mengatakan bahwa beliau takut kehilangan diriku.  Pada jumat sore ketika kami sedang menunggu pesanan kopi dengan ojek online, Bapak Manajer bertanya mengenai tempat tinggal kami selama kuliah di Bandung. Beliau mengetahui bahwa keluargaku tinggal di Bandung, namun aku menambahkan bahwa diriku tinggal di asrama muslimah dimana orang yang tinggal disana menuntut agama pula. Mendengar hal itu, beliau mengernyitkan dahinya. Biasanya ia berkata sambil tersenyum ketika menjelaskan sesuatu pada kontraktor, namun kalimatku ini tampaknya membuat dirinya terheran-heran. Beliau berkata, "Awas nanti hilang, keasyika...

Aku Juga Ingin (terlihat) Cantik

Gambar
  Perempuan mana yang tidak ingin terlihat cantik? Aku pun mau terlihat cantik. Tapi, tunggu dulu, coba tanyakan lagi pada diri, ingin terlihat cantik untuk siapa dan karena apa? Bismillahi wa shalatu wa sallamu 'ala rasulillah, Kecantikan adalah suatu hal yang pasti dimiliki oleh perempuan. Perempuan adalah makhluk yang indah. Karena itulah, perempuan begitu berharga. Karena perempuan begitu berharga, maka islam benar benar menjaga perempuan. Penjagaan itu adalah dengan perintah pada perempuan untuk menjaga rasa malu dan auratnya. Rasa malu merupakan bagian dari iman. Sebenarnya rasa malu ini tidak hanya harus dimiliki perempuan, laki-laki juga harus memiliki rasa malu ini. Bahkan rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang memiliki rasa malu yang besar. terdapat pula hadits tentang menjaga rasa malu: عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِي البَدْرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ مِمَ...

Apa Asyiknya?

Gambar
  Seseorang pernah bertanya padaku, sebenarnya apa asyiknya duduk di majelis ilmu? Melihat diriku yang seperti ini, mungkin bukan hanya satu orang yang sebenarnya bertanya-tanya tentang hal itu. Untuk apa Mutiara menghilang dari jabatan aktivis yang pernah ia kenakan ketika sekolah dulu? Untuk apa Mutiara tidak terlalu sering mengikuti kegiatan kemahasiswaan kampus?  Entahlah pertanyaan mana yang terlintas di pikiran orang-orang, tapi secara dzahirnya memang begitu. Mungkin pertanyaan itu seperti kecoa: ketika terlihat satu, sebenarnya ada banyak. Sebenarnya aku hanyalah penuntut ilmu kecil, sangat sangat kecil. Tidak apa-apanya apabila dibandingkan dengan ulama terdahulu. Ulama terdahulu sampai mengorbankan banyak hal untuk dapat menuntut ilmu. Ada yang sampai berjalan kaki berkilo-kilometer untuk belajar, ada yang menjual atap rumahnya untuk perjalanan menuntut ilmu, ada yang sampai merelakan dirinya luka-luka demi bisa duduk dekat dengan gurunya. Jauh sekali dengan diriku y...

Rindu

Gambar
Ingat sekali hari-hari itu. Meskipun sudah mengenal sunnah sejak kelas 2 SMA, namun aku rasa, Allah mulai memberikan jalan menuntut ilmu dengan benar baru semenjak kuliah. Masa-masa terindah merupakan masa dimana baru mendapatkan hidayah. Seperti meneguk segarnya air dari mata air setelah berkilo-kilometer berjalan di padang pasir yang sungguh panas, ketika Allah menunjukkan kita pada jalan yang benar, disitulah pencarian kita berbuah hasilnya. Banyak sekali yang bertanya padaku, "Kamu memang sudah seperti ini dari kecil ya?", jawabannya adalah.. tidak, namun orang tuaku memang berperan besar terhadap pembentukan karakterku. Salah satu buktinya adalah halaman buku yang aku foto ini, aku baru bisa menghafal juz 1 pada tahun 2019, pada semester 2 aku berkuliah. Bukti lainnya mungkin terlihat dari caraku berpakaian atau hal-hal lainnya. Setiap kali aku melihat halaman ini, aku tak kuasa menahan senyuman. Aku sangat bersyukur bahwa aku sudah memberanikan diri untuk memulai untuk ...

Bank Sampah Sukamaju Sejahtera, semoga selalu sejahtera

Menjadi manusia yang hebat bukan hanya tentang banyaknya orang yang mengenal kita, banyaknya harta yang dikumpulkan, bukan pula tentang hak paten yang dimiliki. Manusia yang hebat sebenarnya berawal dari ketulusan hati untuk membantu sesama manusia, sehingga Allah menaikan derajatnya di hadapan para manusia. Hari ini aku mempelajari banyak hal dari sosok yang kutemui hari ini, Pak Toni, Ketua RW 06 Kampung Sukamaju, Padalarang. Bersama Naufal dan Donny (walau hanya melalui google meet), kami menemui Pak Toni di kediamannya. Cukup jauh dari jalan raya, sampai-sampai mobil Ummu Naufal tidak masuk ke dalam gang kampung tersebut. Sebelum menemui beliau, aku sudah melakukan beberapa penelusuran tentang beliau. Pak Toni bukan ketua RW biasa, beliau adalah ketua Bank Sampah Sukamaju Sejahtera. Bank sampah ini telah berdiri selama 6 tahun. Jika kamu mencari bank sampah ini di google, kamu akan menemukan banyak artikel tentang beliau dan bank sampahnya. Hal-hal inilah yang membuatku semakin pen...

Sholat Sampai Kaki Bengkak

Gambar
 Kalau berbicara  tentang ilmu atau Al-Quranul karim, kita berbicara tentang bertambah iman. Karena orang beriman itu apabila dibacakan ayat Allah, imannya bertambah. Maka bersyukurlah apabila kita mendapat kesempatan untuk menambah ilmu kita. Berdoa agar ilmu yang bertambah ini bisa bermanfaat, minta pertolongan ke Allah. Karena kata Imam Asy-Syafi'i, ilmu itu yang bermanfaat, bukan yang sekedar dihafal. Memanfaatkan ilmu itu tidak mudah, maka kita harus meminta pertolongan pada Allah.  Ingatlah bahwa kita ini adalah hamba yang diciptakan untuk tidak berbuat kesyirikan. Tugas kita adalah itu, terlepas apa expertise kita. Maka dari itu, ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan sunnah.  Beda nabi dan manusia adalah ketika melakukan satu dosa pasti langsung diluruskan. Pada hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ini, pelajaran yang bisa dipetik adalah sebagai berikut. 1. Lihat bagaimana adab istri disini, beliau tidak memanggil dengan nama, tapi dengan ...